Hanya Pada ALLAH

Hanya Pada ALLAH
Assalamu'alaikum wr wb

Ahad, 24 Mei 2009

Balasan yang Setimpal

Pindah ke Israel dan Masuk Islam
Written by Redaksi2
Friday, 16 January 2009 10:20
Pada tahun 1998, Joseph Cohen seorang Yahudi Ortodoks kelahiran AS hijrah ke Israel karena keyakinannya yang sangat kuat pada ajaran Yudaisme. Ia kemudian tinggal di pemukiman Yahudi Gush Qatif di Gaza (Israel mundur dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005).

Cohen tak pernah mengira bahwa kepindahannya ke Israel justru membawanya pada cahaya Islam. Setelah tiga tahun menetap di Gaza, Cohen memutuskan untuk menjadi seorang Muslim setelah ia bertemu dengan seorang syaikh asal Uni Emirat Arab dan berdiskusi tentang teologi dengan syaikh tersebut lewat internet. Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab.

Tak lama setelah ia mengucapkan syahadat, istri dan empat anak Yousef mengikuti jejaknya menjadi Muslim. Sekarang, Yousef al-Khattab aktif berdakwah di kalangan orang-orang Yahudi, meski ia sendiri tidak diakui lagi oleh keluarganya yang tidak suka melihatnya masuk Islam.

"Saya sudah tidak lagi berhubungan dengan keluarga saya. Kita tidak boleh memutuskan hubungan kekeluargaan, tapi pihak keluarga saya adalah Yahudi dengan entitas ke-Yahudi-annya. Kami tidak punya pilihan lain, selain memutuskan kontak untuk saat ini. Kata-kata terakhir yang mereka lontarkan pada saya, mereka bilang saya barbar," tutur Yousef tentang hubungan dengan keluarganya sekarang.
Read More
Add Comment (11)
Hits: 2146

Last Updated on Friday, 16 January 2009 10:29

HADIAH
Written by Redaksi2
Tuesday, 04 November 2008 05:54
Umar bin Qais pernah mengungkapkan : “Bila engkau mendapatkan kesempatan berbuat baik, lakukanlah kebaikan itu meski sekali, niscaya engkau akan menjadi ahlinya.”
Aku menyelesaikan studiku di sebuah sekolah kesehatan setelah bersusah-payah. Aku sama sekali tidak fokus pada pelajaran. Namun Allah memudahkan juga jalanku untuk menyelesaikan kuliahku. Lalu aku ditempatkan di sebuah rumah sakit yang dekat dengan kotaku. Alhamdulillah, segala urusanku berjalan lancar, dan akupun masih tetap bisa tinggal bersama kedua orang tuaku ..

Aku berniat mengumpulkan harta mahar untuk calon istriku kelak. Dan itulah yang selalu ditekankan oleh ibuku setiap hari. Pekerjaanku berjalan mudah, karena kulakukan dengan sungguh-sungguh dan telaten, terutama karena pekerjaanku itu adalah di rumah sakit tentara.
Read More
Add Comment (3)
Hits: 3052

Last Updated on Saturday, 20 December 2008 14:33

Menemukan Kedamaian Islam di Balik Jilbab
Written by Redaksi2
Friday, 31 October 2008 08:52
Sara Bokker, dulunya adalah seorang model, aktris, aktivis dan instruktur fitness. Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serba gemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamour di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa ia selama ini sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi "tawanan" penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serba glamour. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial dan mempelajari berbagai agama.

Sampai terjadilah serangan 11 September 2001, dimana seluruh Amerika bahkan diseluruh dunia mulai menyebut-nyebut Islam, nilai-nilai Islam dan budaya Islam, bahkan dikait-kaitkan dengan deklarasi "Perang Salib" yang dilontarkan pimpinan negara AS. Bokker pun mulai menaruh perhatian pada kata Islam.
Read More
Add Comment (14)
Hits: 4380


Balasan yang Setimpal
Written by Redaksi2
Saturday, 18 October 2008 07:15
Wail berhasil lulus mengikuti ujian SMA. Kedua orangtuanya sangat bergembira, melebihi kegembiraan Wail. Dia adalah anak tunggal yang menjadi tumpuan hidup keduanya. Cita-cita Wail adalah dapat melanjutkan kuliah pada fakultas kedokteran di Paris. Orang tua Wail menyetujui rencananya dan mulai bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita anak tunggalnya.

Wail berangkat ke Paris, menuju Universitas Sorbonne untuk kuliah di Fakultas Kedokteran. Ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang, setiap bulan selalu mengirim uang untuk memenuhi kebutuhannya. Wail mengontrak sebuah rumah mungil yang berdekatan dengan kampus milik seorang warga pribumi (Perancis). Tidak berapa lama Wail berhasil menjalin hubungan cinta dengan gadis cantik, anak pemilik rumah. Tali cinta keduanya semakin kuat sehingga sang gadis dapat keluar masuk ke rumah kontrakan Wail dengan bebas dan kapan saja. Setanlah yang menjadi pihak ketiganya, yang senantiasa menyulut dan mengobarkan api asmara antar keduanya. Wail pun seringkali memberi hadiah pada kekasihnya. Sementara orang tua Wail bekerja siang malam untuk dapat memenuhi kebutuhan anak tunggalnya. Akan tetapi, uang kiriman ayahnya digunakan untuk berfoya-foya dengan kekasihnya. Wail sibuk bercinta dengan kekasihnya, belajarnya menjadi terkesampingkan. Sudah bertahun-tahun orang tuanya tidak pernah terlambat dalam mengirim uang, dan ibunya selalu berpesan agar Wail tidak melupakan kedua orang tuanya sebab ia adalah anak tunggalnya. Kedua orang tuanya lalai memberikan pengarahan dan lupa tidak memantau pergaulan anak semata wayangnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan