Hanya Pada ALLAH

Hanya Pada ALLAH
Assalamu'alaikum wr wb

Ahad, 24 Mei 2009

AKHLAQ YAUMIYYAH

Adab Islami
A D A B I S L A M I
Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya -agama dan dunianya- di saat lapang maupun sulitan, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.
Rasulullah n telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seyogyanya ditempuh oleh setiap mu’min di dalam hidupnya. Rasulullah n telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah n dan meneladani adabnya.
81 Pembinaan Keluarga
Sakinah
Adab Islami
A. ADAB TIDUR DAN BANGUN
1. Muhasabah; Hendaklah menghitung-hitung sesaat sebelum tidur, mengoreksi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Ini sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya itu baik, maka hendaknya memuji Allah , jangan memuji diri sendiri, dan jika sebaliknya, maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
2. Tidurlah seawal mungkin, jangan larut malam, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah d “Bahwasanya Rasulullah n tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan shalat.” (Muttafaq `alaih)
3. Berwudhulah sebelum tidur dan berbaring miring ke sebelah kanan. Sahabat Rosulullah, Al-Bara’ bin `Azibz menuturkan, Rasulullah n bersabda, “Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu’lah sebagaimana wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak mengapa berbalik ke sebelah kiri nantinya.
4. Kibaskan sprei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairahz bahwasanya Rasulullah n bersabda, “Apabila seorang dari kalian akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kain tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya...” Di dalam satu riwayat dikatakan, “Tiga kali.” (Muttafaq `alaih)
82
Adab Islami
5. Berbaringlah dengan miring kanan. Jangan tidur tengkurap. Abu Dzarz menuturkan, “Nabi n pernah lewat di dekatku, di saat itu aku sedang tengkurap, maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda, ”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (teng-kurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka.” (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani)
6. Jangan tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban z disebutkan bahwasanya Nabi n telah bersabda, “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Tutuplah pintu, jendela, dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir z diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah n telah bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.” (Muttafaq ’alaih)
8. Baca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
9. Baca do’a-do’a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah n, seperti :
كدابع ُثعبت موي كباَذع يِنق مهَّللا)نابللأا هححصو دواد وبأ هاور ( 83
Adab Islami
“Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-Mu.” Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)
Dan ucapkan,
ايحَأو تومَأ مهَّللَا كمساِب) يراخبلا هاور(
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al-Bukhari)
10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo’a dengan do’a berikut ini :
تازمه نمو ، هدابع رشو هِبضَغ نم ةماتلا ِللها تاملَكِب ُذوعَأ نورضحي ْنَأو ِنيطَايشلا) نيابللأا هنسحو دواد وبأ هاور(
“Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)
11. Bila bermimpi baik, maka bergembiralah dan ceritakan hanya kepada orang yang senang kepadamu. Bila mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, baca ta’awudz jangan diceritakan kepada orang lain, dan pindahlah posisi tidur, atau bangunlah dan shalatlah.
12. Ketika bangun tidur hendaknya ucapkan,
روشنلا هيَلِإو انتامَأ ام دعب انايحَأ يذَّلا هَّلل دمحْلَا)يراخبلا هاور( 84
Adab Islami
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari).
Atau dengan ayat penutup Ali Imran, kemudian shalat (HR. Al-Bukhari 103, Muslim 763, Ahmad 2165, An-Nasai 1620, Abu Dawud 58)
B. ADAB BUANG HAJAT
1. Jangan menunda-nunda, segeralah membuang hajat.
Apabila seseorang merasa akan buang air, maka hendaknya bersegera melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi kesehatan jasmaninya.
2. Menjauhlah dari pandangan manusia di saat buang air (hajat). Berdasarkan hadits yang bersumber dari Al-Mughirah bin Syu`bah z disebutkan, “Bahwasanya Nabi n apabila pergi untuk buang air (hajat), maka beliau menjauh.” (Diriwayatkan oleh empat Imam dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
3. Hindarilah tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adz bin Jabalz yang menyatakan demikian.
4. Jangan mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu supaya aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang bersumber dari Anasz, ia menuturkan, “Biasanya apabila Nabi n hendak membuang hajatnya tidak mengangkat (meninggikan) kainnya sehingga sudah dekat ke tanah.” (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
85
Adab Islami
5. Jangan membawa sesuatu yang berisi ungkapan Allah  kecuali karena terpaksa. Karena tempat buang air (WC dan yang semacamnya) merupakan tempat kotoran dan hal-hal yang najis, tempat syetan berkumpul. Hal ini demi memelihara nama Allah  dari penghinaan dan tindakan meremehkannya.
6. Jangan menghadap atau membelakangi kiblat, berdasarkan hadits yang bersumber dari Abu Ayyub Al-Anshariz, ia menyebutkan bahwasanya Nabi n telah bersabda, “Apabila kamu sampai di tempat buang air, maka janganlah kamu menghadap kiblat dan jangan pula membelakanginya, apakah itu untuk buang air kecil ataupun air besar.” (Muttafaq’alaih).
Ketentuan di atas berlaku apabila di ruang terbuka saja. Adapun jika di dalam ruang (WC) atau adanya penutup/ penghalang yang membatasi antara si pembuang hajat dengan kiblat, maka boleh menghadap ke arah kiblat namun membelakangi kiblat lebih baik daripada menghadapnya.
7. Jangan kencing di air yang tergenang (tidak mengalir), berdasarkan hadits yang bersumber dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda, “Jangan sekali-kali seseorang di antara kalian buang air kecil di air yang menggenang yang tidak mengalir kemudian ia mandi di situ.” (Muttafaq ’alaih)
8. Jangan mencuci kotoran dengan tangan kanan, karena hadits yang bersumber dari Abu Qatadahz menyebutkan bahwasanya Nabi n bersabda, “Jangan
86
Adab Islami
sekali-kali seseorang di antara kalian memegang dzakar (kemaluan)nya dengan tangan kanannya di saat kencing dan jangan pula bersuci dari buang air dengan tangan kanannya.” (Muttafaq ’alaih)
9. Kencinglah sambil duduk (jongkok), tetapi boleh juga sambil berdiri. Pada dasarnya buang air kecil itu di lakukan sambil duduk, berdasarkan hadits `Aisyah d yang berkata, “Siapa yang telah memberitakan kepada kamu bahwa Rasulullah n kencing sambil berdiri, maka jangan kamu percaya, sebab Rasulullah n tidak pernah kencing kecuali sambil duduk.” (HR. An-Nasa`i dan dinilai shahih oleh Al-Albani). Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing sambil berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya aman dari percikan air kencingnya dan aman dari pandangan orang lain kepadanya. Hal itu karena ada hadits yang bersumber dari Hudzaifahz, ia berkata, “Aku pernah bersama Nabi n (di suatu perjalanan) dan ketika sampai di tempat pembuangan sampah suatu kaum, beliau buang air kecil sambil berdiri, maka akupun menjauh darinya. Beliaupun bersabda, “Mendekatlah ke mari.” Maka aku mendekati beliau hingga aku berdiri di sisi kedua mata kakinya. Lalu beliau berwudhu dan mengusap kedua terompahnya.” (Muttafaq ‘alaih).
10. Jangan berbicara ketika buang hajat kecuali darurat, berdasarkan hadits yang bersumber dari Ibnu Umar z, “Bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki lewat, sedangkan Rasulullah n sedang buang air kecil. Lalu orang itu memberi salam (kepada Nabi), namun beliau tidak menjawabnya.” (HR. Muslim).
87
Adab Islami
11. Jangan bersuci (istijmar) dengan menggunakan tulang atau kotoran hewan, dan disunnatkan bersuci dengan jumlah ganjil. Di dalam hadits yang bersumber dari Salman Al-Farisi z disebutkan bahwasanya ia berkata, “Kami dilarang oleh Rasulullah n beristinja’ (bersuci) dengan menggunakan kurang dari tiga biji batu, atau beristinja’ dengan menggunakan kotoran hewan atau tulang.” (HR. Muslim).
12. Nabi n juga bersabda, “Barangsiapa yang bersuci meng-gunakan batu (istijmar), maka hendaklah diganjilkan.”
13. Masuklah ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masing-masing. Dari Anas bin Malikz diriwayatkan bahwa ia berkata, “Adalah Rasulullah n apabila masuk ke WC mengucapkan :
ثئابخْلاو ثبخْلا نم كِب ُذوعَأ ينِإ مهَّللَا) هيلع قفتم(
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu daripada syetan jantan dan syetan betina.”
Dan apabila keluar mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan : َكَناَرْفُغ(ampunan-Mu ya Allah).
14. Cuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat. Diriwayatkan bahwasanya “Nabi n menunaikan hajatnya (buang air) kemudian bersuci dari air yang ada di dalam bejana kecil, lalu menggosokkan tangannya ke tanah.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah z)
88
Adab Islami
C. ADAB BERPAKAIAN DAN PERHIASAN
1. Pakailah pakaiaan yang suci, jangan memakai pakaian yang najis. (Al-Mudatsir: 4)
Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.
Rasulullah n telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya ketika beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek, “Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
2. Pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihat-kan apa yang ada di baliknya.
3. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya, berdasarkan hadits yang bersumber dari Ibnu Abbasz, ia menuturkan: “Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari).
Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.
4. Pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), karena Rasulullah n telah bersabda, “Barangsiapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat.” (HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
5. Jangan gunakan pakaian bergambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadits yang bersumber dari Aisyah d menyatakan bahwasanya ia
89
Adab Islami
berkata, “Rasulullah n tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya kecuali beliau menghapusnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
6. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa, karena hadits yang bersumber dari Ali n mengatakan “bahwa Nabi Allah n pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dari umatku.” (HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani)
7. Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki, karena Rasulullah n telah bersabda, “Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam Neraka.” (HR. Al-Bukhari)
Namun pakaian perempuan, harus menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya atau lebih.
Adalah haram hukumnya orang yang menyeret (meng-gusur) pakaiannya karena sombong dan bangga diri. Sebab ada hadits yang menyatakan, “Allah tidak akan memperhatikan di hari Kiamat kelak kepada orang yang menyeret kainnya karena sombong.” (Muttafaq ’alaih)
8. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan ketika berpakaian atau lainnya. Aisyah d di dalam haditsnya berkata, “Rasulullah n suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci.” (Muttafaq ’alaih)
9. Jika mengenakan pakaian baru bacalah, 90
Adab Islami
م ٍلوح ِريَغ نم هيِنَقزرو بوَّثلا اَذه يِناسَك يذَّلا هَّلل دمحْلَا َلاو ين ةوُق
“Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengaruniakannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.” (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
10. Pakailah pakaian berwarna putih (ini yang terbaik), ka-rena sebuah hadits mengatakan, “Pakailah pakaianmu yang berwarna putih, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu...” (HR. Ahmad dan dinilai shahih oleh Al-Albani)
11. Gunakan parfum, kecuali bila dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya shahih.
12. Haram hukumnya memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah n di dalam haditsnya mengatakan, “Allah melaknat (mengutuk) wanita pema-sang tato dan yang minta ditato, wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah.” Dan di dalam riwayat Imam Al-Bukhari disebutkan, “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya.” (Muttafaq ’alaih).
91
Adab Islami
13. Pakailah sandal atau sepatu sepasang, jangan sebelah.
D. ADAB DI JALANAN
1. Berjalanlah dengan tenang, tidak cepat maupun lambat. Berjalanlah dengan sikap wajar dan tawadhu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau memalingkan wajah dari orang lain karena takabbur. Allah  berfirman yang artinya,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18)
2. Pelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Allah  berfirman yang artinya:
“Katakanlah kepada laki-laki beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangan-nya, dan memelihara kemaluannya....” (An-Nur: 30-31)
3. Jangan mengganggu, membuang kotoran atau sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka berteduh.
92
Adab Islami
4. Singkirkan gangguan dari jalan. Ini merupakan sedekah yang menyebabkan anda bisa masuk surga. Abu Hurairah z meriwayatkan bahwasanya Rasulullah n bersabda, “Ketika ada seseorang sedang berjalan di suatu jalan, ia menemukan dahan berduri di jalan tersebut, lalu orang itu menyingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya...” Di dalam suatu riwayat disebutkan, “Maka Allah memasukkannya ke Surga.” (Muttafaq ’alaih)
5. Jawablah salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal. Ini hukumnya wajib, karena Rasulullah n bersabda, “Ada lima perkara wajib bagi seorang muslim terhadap saudaranya…” dan di antaranya, “Menjawab salam.” (Muttafaq ‘alaih).
6. Ber’amar ma`ruf dan nahi munkar. Ini juga wajib dilakukan oleh setiap muslim, masing-masing sesuai kemampuannya.
7. Tunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), berikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan tegurlah orang yang berbuat keliru serta membela orang yang teraniaya. Di dalam hadits disebutkan “Setiap persendian manusia mempunyai kewajiban sedekah...” dan disebutkan di antaranya, “Berbuat adil di antara manusia adalah sedekah, menolong dan membawanya di atas kendaraannya adalah sedekah atau mengangkat-kan barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah dan menunjukkan jalan adalah sedekah....” (Muttafaq ‘alaih).
93
Adab Islami
8. Wanita hendaklah berjalan di pinggir jalan. Pada suatu ketika Nabi n pernah melihat campur baurnya laki-laki dengan wanita di jalanan, maka ia bersabda kepada wanita: “Menepilah kalian, kalian tidak layak meme-nuhi jalan, hendaklah kalian menelusuri tepi jalan.” (HR. Abu Dawud, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
9. Jangan ngebut bila mengendarai mobil khususnya di jalan-jalan yang ramai dengan pejalan kaki, melapang-kan jalan untuk orang lain dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk lewat. Semua itu termasuk tolong-menolong di dalam kebajikan. Aturlah posisi dan jarak, jangan membikin macet jalanan, taati rambu-rambu lalu lintas.
10. Parkirlah kendaraan pada tempatnya dan kuncilah, jika meninggalkannya.
E. ADAB MEMBERI SALAM
1. Ucapan salam adalah, “Assalamu ‘alaikum …”. Makruh memberi salam dengan ucapan, “Alaikumus salam” karena di dalam hadits Jabirz diriwayatkan bahwasanya ia menuturkan, “Aku pernah menjumpai Rasulullah n, maka aku berkata, “Alaikas salam ya Rasulallah.” Nabi menjawab, “Jangan kamu mengatakan, “Alaikas salam”. Di dalam riwayat Abu Daud disebutkan, “Karena sesungguhnya ucapan “alaikas salam” itu adalah salam untuk orang-orang yang telah mati.” (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani).
94
Adab Islami
2. Mengucapkan salam tiga kali jika khalayak banyak jumlahnya. Di dalam hadits Anas z disebutkan bahwa “Nabi n apabila ia mengucapkan suatu kalimat, ia mengulanginya tiga kali. Dan apabila ia datang kepada suatu kaum, ia memberi salam kepada mereka tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No.95).
3. Termasuk sunnah adalah orang yang mengendarai kendaraan mengucapkan salam kepada orang yang berjalan kaki, dan orang yang berjalan kaki mengucap-kan salam kepada orang yang duduk, orang yang jumlahnya sedikit kepada yang banyak, dan orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. Demikianlah disebutkan di dalam hadits Abu Hurairah z yang muttafaq‘alaih.
4. Keraskan suara ketika mengucapkan salam dan demi-kian pula menjawabnya, kecuali jika di sekitarnya ada orang-orang yang sedang tidur. Di dalam hadits Miqdad bin Al-Aswad disebutkan di antaranya, “Dan kami pun memerah susu (binatang ternak) hingga setiap orang dapat bagian minum, dan kami sediakan bagian untuk Nabi n. Miqdad z berkata,” Maka Nabi pun datang di malam hari dan mengucapkan salam yang tidak membangunkan orang yang sedang tidur, namun dapat didengar oleh orang yang terjaga.” (HR. Muslim)
5. Ucapkan salam ketika masuk ke suatu majlis dan ketika akan meninggalkannya, karena hadits menyebutkan, “Apabila salah seorang kamu sampai di suatu majlis hendaklah mengucapkan salam. Dan apabila hendak keluar hendaklah mengucapkan
95
Adab Islami
salam, dan tidaklah salam yang pertama lebih utama daripada yang ke dua.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani)
6. Berikan salam ketika masuk ke suatu rumah, sekalipun rumah itu kosong, karena Allah  telah berfirman yang artinya,
“Dan apabila kamu akan masuk ke suatu rumah, maka ucapkanlah salam atas diri kalian.” (An-Nur: 61).
Dan berdasarkan ucapan Ibnu Umar z, “Apabila seseorang akan masuk ke suatu rumah yang tidak berpenghuni, maka hendaklah ia mengucapkan,
نيحلاصلا ِللها دابع ىَلعو انيَلعو مُكيَلع مَلاسلَا
“Keselamatan bagi kalian dan kami dan bagi hamba Alloh yang sholih.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan dishahih-kan oleh Al-Albani).
7. Jangan memberi salam kepada orang yang sedang di WC (buang hajat), berdasarkan hadits Ibnu Umar z yang menyebutkan, “Bahwasanya ada seseorang yang lewat sedangkan Rasulullah n sedang buang air kecil, orang itu memberi salam, namun beliau tidak menjawabnya.” (HR. Muslim).
8. Berikan salam kepada anak-anak, berdasarkan hadits yang bersumber dari Anas z menyebutkan, bahwasanya ketika ia lewat di sekitar anak-anak ia mengucapkan salam, dan ia mengatakan, “Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah n.” (Muttafaq ’alaih)
96
Adab Islami
9. Ucapan salam kepada kelompok orang, dapat dijawab oleh seorang atau sebagiannya (HR. Abu Daud no. 5210) Jangan mengucapkan salam kepada Ahli Kitab, sebab Rasulullah n bersabda, “Janganlah kalian terlebih dahulu memberi salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani.....” (HR. Muslim). Dan apabila mereka yang memberi salam, maka kita jawab dengan mengucapkan مكي􀑧لعو “Wa’alaikum” saja, berdasarkan sabda Rasulullah n, “Apabila Ahli Kitab memberi salam kepada kamu, maka jawablah, “Wa’alaikum.” (Muttafaq ’alaih)
10. Berikanlah salam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang tidak kamu kenal. Di dalam hadits Abdullah bin Umar h disebutkan bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi n, “Islam yang manakah yang paling baik?” Jawab Nabi, “Engkau memberikan makanan dan memberi salam kepada orang yang telah kamu kenal dan yang belum kamu kenal.” (Muttafaq ’alaih).
11. Jawablah salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain dan kepada yang dititipinya. Pada suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah n lalu berkata, “Sesungguhnya ayahku menyampaikan salam untukmu.” Maka Nabi n menjawab, “`Alaika wa `ala abikas salam.”
12. Jangan memberi salam dengan isyarat kecuali karena uzur, seperti karena sedang shalat atau bisu atau karena orang yang akan diberi salam itu jauh jaraknya. Rasulullah n bersabda, “Janganlah kalian memberi salam seperti orang-orang Yahudi dan
97
Adab Islami
Nasrani, karena sesungguhnya cara penyampaian mereka memakai isyarat dengan tangan.” (HR. Al-Baihaqi dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
13. Disunnahkan atas setiap orang untuk berjabatan tangan dengan saudaranya. Hadits Rasulullah n menyatakan, “Tiada dua orang muslim yang saling berjumpa lalu berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
14. Dianjurkan untuk tidak melepas tangan terlebih dahulu di saat berjabatan tangan sebelum orang yang diajak berjabat tangan itu melepasnya.
Sahabat Anas z menyebutkan, “Apabila diterima oleh seseorang untuk berjabat tangan, Nabi n tidak me-lepas tangannya sebelum orang itu yang melepasnya...” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)
15. Haram hukumnya membungkukkan tubuh atau sujud ketika memberi penghormatan, karena hadits yang bersumber dari Anas z menyebutkan, “Ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, kalau salah seorang di antara kami berjumpa dengan temannya, apakah ia harus membungkukkan tubuhnya kepadanya?”
Nabi n menjawab, “Tidak”.
Orang itu bertanya, “Apakah ia merangkul dan menciumnya?”
Jawab Nabi, “Tidak.”
Orang itu bertanya, “Apakah ia berjabat tangan dengannya?”
98
Adab Islami
Jawab Nabi, “Ya, jika ia mau.” (HR. At-Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Al-Albani). 99
Adab Islami
16. Haram berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Ketika diajak jabat tangan oleh kaum wanita di saat baiat, Rasulullah bersabda, “Sesungguh-nya aku tidak berjabatan tangan dengan kaum wanita.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasai, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
17. Diizinkan berdiri menyambut kedatangan orang yang dicintai, seperti Rasulullah n menyuruh bani Quraidhah di sisi beliau agar berdiri menyambut pemimpin kaumnya, Sa’ad bin Muadz z (HR. Al-Bukhari no. 6262, Muslim no. 1768, Ahmad no. 25610. Beliau n juga berdiri menyambut putri beliau Fathimah x dan begitu pula sebaliknya (HR. Abu Daud no. 5217, At-Tirmidzi no. 3872)
F. ADAB MINTA IZIN
1. Tiga waktu yang kurang tepat untuk minta izin: Sebelum shalat Shubuh, saat Dzuhur, dan setelah Isya’ (Annur: 58). Maka orang yang akan meminta izin hendaklah memilih waktu yang tepat untuk minta izin.
2. Sambil mengucapkan salam, hendaknya orang yang akan minta izin mengetuk pintu rumah orang yang akan dikunjunginya secara pelan. Anas z meriwayatkan bahwasanya ia telah berkata, “Sesungguhnya pintu-pintu kediaman Nabi n diketuk (oleh para tamunya) dengan ujung kuku.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dishahihkan oleh Al-Albani). 100
Adab Islami
3. Hendaknya orang yang mengetuk pintu tidak menghadap ke pintu yang diketuk, tetapi sebaiknya menolehkan pandangannya ke kanan atau ke kiri agar pandangan tidak tertuju kepada sesuatu di dalam rumah tersebut yang mana penghuninya tidak ingin ada orang lain melihatnya, karena dianjurkannya minta izin itu sebenarnya dianjurkan untuk menjaga pandangan.
4. Sebelum minta izin hendaknya memberi salam terlebih dahulu.
Rib`iy berkata, “Seorang lelaki dari Bani `Amir telah bercerita kepada saya seorang, bahwasanya ia pernah minta izin kepada Nabi n di saat beliau ada di suatu rumah.
Orang itu berkata, “Bolehkah saya masuk?”
Maka Nabi n berkata kepada pembantunya, “Jumpai-lah orang itu dan ajari dia cara minta izin, dan katakan kepadanya, Ucapkan Assalamu`alaikum, bolehkah saya masuk?”. (HR. Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani)
5. Minta izin itu sampai tiga kali, jika sesudah tiga kali tidak ada jawaban, maka hendaknya pulang.
Rasulullah n bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu minta izin sampai tiga kali, lalu tidak mendapat izin, maka hendaklah ia pulang.” (Muttafaq ’alaih)
6. Apabila orang yang minta izin itu ditanya tentang namanya, maka hendaklah ia menyebutkan nama dan panggilannya, dan jangan mengatakan, “Saya”. 101
Adab Islami
Jabir n menuturkan, “Aku pernah datang kepada Nabi n untuk menanyakan hutang yang ada pada ayah saya. Maka aku ketuk pintu (rumah Nabi).
Lalu Nabi berkata, “Siapa itu?”
Maka aku jawab, “Saya.”
Maka Nabi berkata, “Saya! Saya!” dengan nada tidak suka.” (Muttafaq ’alaih)
7. Hendaklah peminta izin pulang apabila permintaan izinnya ditolak, karena Allah telah berfirman yang artinya:
“Dan jika dikatakan kepada kamu “pulang”, maka pulanglah kamu, karena yang demikian itu lebih suci bagi kamu.” (An-Nur: 28).
8. Hendaknya peminta izin tidak memasuki rumah apabila tidak ada orangnya, karena hal tersebut merupakan pelanggaran atas hak orang lain.
9. Menggunakan waktu sebaik-baiknya, mencukupkan dengan pembicaraan dan kepentingan seperlunya
10. Selalu menjaga sopan santun di rumah orang lain.
G. ADAB MAJLIS
1. Berilah izin salam atau mintalah izin kepada orang-orang yang di dalam majlis ketika masuk dan keluar dari majlis tersebut.
Rasulullah n bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk, maka hendaklah ia duduk. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah salam
102
Adab Islami
yang pertama lebih utama daripada yang kedua.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
2. Duduklah di tempat yang masih tersisa.
Jabir bin Samurah z menuturkan, “Apabila kami datang kepada Nabi n, maka masing-masing dari kami duduk di tempat yang masih tersedia di majlis.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
3. Jangan menyuruh orang lain untuk pindah dari tempat duduknya kemudian anda mendudukinya, akan tetapi berlapang-lapanglah di dalam majlis.
Nabi n bersabda, “Seseorang tidak boleh memerintah-kan orang lain pindah dari tempat duduknya lalu ia menggantikannya, akan tetapi berlapanglah dan perluaslah.” (Muttafaq ’alaih).
4. Jangan duduk di tengah-tengah (lingkaran majlis) halaqah.
5. Jangan duduk di antara dua orang yang sedang duduk kecuali seizin mereka.
Rasulullah n bersabda, “Tidak halal bagi seseorang memisah di antara dua orang kecuali seizin keduanya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Jangan menempati tempat duduk orang lain yang keluar sementara waktu untuk suatu keperluan.
Nabi n bersabda, “Apabila seorang di antara kamu bangkit (keluar) dari tempat duduknya, kemudian kembali, maka ia lebih berhak menempatinya.” (HR. Muslim).
103
Adab Islami
7. Jangan berbisik berduaan dengan tidak melibatkan orang ke tiga.
Rasulullah n bersabda, “Apabila kalian sedang bertiga, maka yang dua orang tidak boleh berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian berbaur dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya sedih.” (Muttafaq ’alaih).
8. Jangan banyak tertawa.
Rasulullah n bersabda, “Janganlah kalian memperba-nyak tawa, karena banyak tawa itu mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
9. Jagalah pembicaraan yang terjadi di dalam forum (majlis). Rasulullah n bersabda, “Apabila seseorang membicarakan suatu pembicaraan, kemudian ia, maka itu adalah amanat.” (HR. At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Amanah bagi yang ditoleh.
10. Jangan melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan perasaan orang lain, seperti menguap, membuang ingus atau bersendawa di dalam majlis.
11. Jangan memata-matai.
Rasulullah n bersabda, “Janganlah kamu mencari-cari atau memata-matai orang.” (Muttafaq ’alaih).
12. Tutuplah majlis dengan do`a kaffarah majlis. Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang duduk di dalam suatu majlis dan di majlis itu terjadi banyak gaduh, kemudian sebelum bubar dari majlis itu ia berdo’a, 104
Adab Islami
بوتَأو كرفغتسَأ تنَأ َّلاِإ هَلِإ َلا ْنَأ دهشَأ ،كدمحِبو مهَّللَا كناحبسكيَلِإ
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu;
aku bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah
selain Engkau; aku memohon ampunan-Mu dan aku bertobat kepada-Mu,”
“Melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi di majlis itu baginya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Utamakan duduk bersama orang-orang shalih dan fakir miskin muslimin. Allah  berfirman yang artinya:
“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (Al-Kahfi :28)
13. Isilah majlis dengan ingat kepada Allah agar tidak bernilai kotor di sisi Allah dan kerugian (HR. Abu Daud)
14. Jagalah kebersihan dan bau harum atau kesegaran ruangan.
105
Adab Islami
15. Bicaralah secara halus dan sopan. Allah  berfirman yang artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'af-kanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159)
H. ADAB BERBICARA
1. Fikirlah dahulu sebelum berbicara. Bicaralah selalu di dalam hal kebaikan.
Allah  berfirman yang artinya,
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (An-Nisa: 114)
2. Bicaralah dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapan-nya jelas, dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
3. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah n menyatakan “Termasuk baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang
106
Adab Islami
tidak berguna baginya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Maka bicaralah hanya secukupnya.
4. Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar.
Rasulullah n bersabda, “Cukuplah menja-di suatu dosa bagi seseorang apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar.” (HR. Muslim).
5. Hindari perdebatan dan saling membantah, sekalipun berada di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.
Rasulullah n bersabda, “Aku menjadi penjamin sebuah istana di taman Surga bagi siapa saja yang menghindari perdebatan sekalipun ia benar; dan penjamin istana di tengah-tengah Surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda.” (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
6. Tenanglah dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Bunda Aisyah d menuturkan, “Sesungguhnya apabila Nabi n membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya.” (Muttafaq ’alaih).
7. Hindari perkataan jorok (keji).
Rasulullah n bersabda, “Bukankah seorang mu’min (jika ia) pencela, pengutuk atau yang keji pembicaraan-nya.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Hindari sikap memaksakan diri dan banyak omong di dalam berbicara.
Hadits Jabir z menyebutkan, “Sesungguhnya manu-sia yang paling aku benci dan yang paling jauh
107
Adab Islami
dariku di hari Kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih dan orang-orang yang mutafaihiqun. “Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun?” Nabi menjawab, “Orang-orang yang sombong.” (HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
9. Hindari ghibah (menggunjing) dan mengadu domba. Allah  berfirman,
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (Al-Hujurat: 12).
10. Dengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kita mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak meng-anggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
11. Jangan memonopoli pembicaraan, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
12. Hindari perkataan kasar, dan ucapan yang menyakitkan perasaan serta tidak mencari-cari kesalahan dari kekeliruan pembicaraan orang lain, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan. Seperti: Mengafirkan, menuduh fasik, memvonis celaka dan sumpah palsu.
13. Hindari sikap mengejek, memperolok-olok dan meman-dang rendah orang yang berbicara.
Allah  berfirman yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik
108
Adab Islami
dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan).” (Al-Hujurat: 11).
14. Jangan terlalu keras bersuara,
Allah  berfirman yang artinya,
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkan-lah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman :19)
15. Jangan memanggil tuan yang mulia kepada orang fasik.
16. Jangan bersumpah selain dengan nama Allah.
17. Jangan mencaci dan menyalahkan masa, terutama kepada kaum muslimin.
I. ADAB BERBEDA PENDAPAT
1. Tenanglah dengan niat yang ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap over akting, membela diri, dan emosional.
2. Kembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah  berfirman,
“Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Kitab) dan Rasul.” (An-Nisa: 59).
109
Adab Islami
3. Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat dan tidak menuduh buruk niatnya serta tidak mencela dan menganggapnya cacat.
4. Janganlah memperuncing perselisihan, tafsirkan penda-pat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepa-danya dengan tafsiran yang baik.
5. Janganlah mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah diteliti secara mendalam dan dipikirkan secara matang.
6. Berlapangdadalah di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatan yang dialamatkan kepada anda.
7. Hindarilah permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
8. Bersikaplah sopan dan berpegang teguh pada adab berdialog dan menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi kawan.
J. ADAB BERCANDA
1. Berhati-hatilah, hendaknya materi bercanda jangan mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam.
Allah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olokkan shahabat Nabi n, yang ahli baca Al-Qur`an yang artinya:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-
110
Adab Islami
Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66).
2. Jangan sampai percandaan itu mengandung dusta maupun mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa.
Rasulullah n bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
3. Percandaan jangan sekali-kali mengandung unsur menyakiti perasaan seseorang.
Rasulullah n bersabda, “Janganlah seseorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya.” (HR. Ahmad dan Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).
4. Jangan bercanda terhadap orang yang lebih tua atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahram.
5. Janganlah memperbanyak canda sehingga menjadi tabiatmu, maka menjatuhkan wibawa yang mengaki-batkan mudah dipermainkan oleh orang lain.
K. ADAB BERGAUL
1. Perhatikan perasaan orang lain dan hormatilah, jangan menghina atau memandang mereka cacat,
111
Adab Islami
mencela dan memanggil dengan julukan jelek. (al-Hujurat : 11).
2. Jagalah dan perhatikan kondisi orang, mengenali karakter dan akhlaq mereka, lalu bergaul dengan mereka, masing-masing dengan sepantasnya dan ahlaq sebaik-baiknya. (Al-Bukhari: 6035, Ahmad: 6468, Tirmidzi: 1975, 3421, Muslim: 771)
3. Tempatkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing beri haknya dan hargailah.
4. Perhatikan, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan menanyakan keadaan mereka dan jagalah rahasianya. (Tirmidzi: 1959, Abu Dawud: 4868, Ahmad: 14820, Bukhari: 6289, Muslim: 2482).
5. Tawadhu’lah kepada orang lain dan tidak merasa lebih tinggi atau takabbur dan bersikap angkuh terhadap mereka. (Muslim: 2865, Abu Dawud: 4895, Ahmad: 8782, Tirmidzi: 2029, Malik 1885, Ad Darimi: 1676, Ibn Majah: 4179.
6. Tersenyumlah ketika bertemu orang lain dengan bermuka manis dan lapang dada. (Tirmidzi: 1964, 3551, Abu Dawud: 1510, 4790, Ahmad: 1998 Ibn majah: 3820).
7. Berbicaralah sesuai dengan kemampuan akal mereka.
8. Berbaik sangka kepada orang lain dan tidak memata-matai mereka, jauhi sifat iri, dengki, hasud, maupun adu domba. Bukhri: 6058,6065,5052, Muslim: 2526, 815, 2559 Ahmad: 7296,4905,11663 Tirmidzi: 2025, 1935, 1936, Abu Dawud 4872, 4910, Malik: 1864, 1682, 1684, 1885.
112
Adab Islami
9. Ma’afkan kekeliruan mereka dan tidak mencari-cari kesalahan-kesalahannya, serta menahan rasa benci ter-hadap mereka. (As Syura: 37,40, Ali Imran: 134) Tirmi-dzi: 2021, 2029, Ahmad: 15210, 7165, Malik: 1885, Abu Dawud: 4777, Ibn Majah: 4186, Ad Darimi: 1676.
10. Dengarlah pembicaraan pengaduan keluh kesah mere-ka dan hindari perdebatan serta berbantah-bantahan.
11. Janganlah menyebut-nyebut pemberian yang telah diberikan kepadanya (al-Baqarah: 262)
12. Jagalah selalu perdamaian meskipun dengan mere-kayasa (HR. Tirmidzi: 2509, 1938, Abu Dawud: 4920, 4962, Al-Bukhari: 2692, Muslim: 2692, Ahmad: 17824, 26727, 26962)
L. ADAB DI MASJID
1. Perhatikan kebersihan dan kesucian diri dan pakaian anda dan berdo’alah.
Rasulullah n bila keluar rumah menuju masjid beliau berdo’a,
اسل يفو ارون يِبْلَق يف ْلعجا مهَّللَا ارون يعمس يف ْلعجاو ، ارون يِن ، ارون يمامَأ نمو ، ارون يفْلخ نم ْلعجاو ، ارون يِرصب يفو ارون يِنطعَأ مهَّللا ،ارون يتحت نمو ، ارون يقوَف نم ْلعجاو) قفتمهيلع(
“Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hatiku, dan cahaya pada lisanku, dan jadikanlah cahaya pada
113
Adab Islami
pendengaranku dan cahaya pada penglihatanku, dan jadikanlah cahaya (di bagian) belakangku, dan cahaya (di bagian) depanku, dan jadikanlah cahaya (di bagian) atasku dan cahaya bawahku. Ya Allah, anugerahilah aku cahaya.” (Muttafaq ’alaih dan Ibn Abbas z)
2. Menujulah masjid dengan tenang dan khidmat.
Rasulullah n telah bersabda, “Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka ikutilah bagian shalat yang kamu dapati dan sempurnakanlah yang tertinggal.” (Muttafaq ’alaih).
3. Di saat masuk masjid, dahulukanlah kaki kanan, kemu-dian bershalawat kepada Nabi n lalu ucapkanlah,
مهَّللاكتمحر باوبَأ يل حتْفا
“Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu.”
Bila keluar dahulukan kaki kiri, lalu shalawatlah kepada Nabi n kemudian berdo`a,
كلضَف نم كُلَأسَأ ينِإ مهَّللَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon bagian dari karunia-Mu.” (HR. Muslim).
4. Lakukan shalat sunnah tahiyatul masjid.
Rasulullah n bersabda, “Apabila seorang di antara kalian masuk masjid hendaklah ia shalat dua
114
Adab Islami
raka’at sebelum duduk.” (Muttafaq ‘alaih). Kemudian perbanyaklah dzikir, baca al-Qur’an, dsb.
5. Jangan berjual-beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid.
Rasulullah n bersabda, “Apabila kamu melihat orang yang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka do’akanlah, “Semoga Allah tidak memberi keuntungan bagimu.” Dan apabila kamu melihat orang yang mengumumkan barang hilang, maka do’akanlah, “Semoga Allah tidak mengembalikan barangmu yang hilang.” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Pakailah harum-haruman. Jangan masuk masjid sehabis makan bawang putih, bawang merah atau orang yang badannya sedang berbau tidak sedap. Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah atau bawang daun, maka jangan sekali-kali mendekat ke masjid kami ini, karena malaikat merasa terganggu dari apa yang mengganggu manusia.” (HR. Muslim).
Dan termasuk juga rokok dan bau lain yang tidak sedap yang keluar dari badan atau pakaian.
7. Jangan keluar dari masjid sesudah adzan.
Rasulullah n bersabda, “Apabila muadzin telah mengumandangkan adzan, maka jangan ada seorang pun yang keluar sebelum shalat.” (HR. Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Jangan lewat di depan orang yang sedang shalat, dan orang yang shalat disunnahkan menaruh batas di depannya.
115
Adab Islami
Rasulullah n bersabda, “Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri selama empat puluh tahun itu lebih baik baginya daripada lewat di depannya.” (Muttafaq ‘alaih).
9. Jangan menjadikan masjid sebagai jalan.
Rasulullah n bersabda, “Janganlah kamu menjadikan masjid sebagai jalan, kecuali (sebagai tempat) untuk berzikir dan shalat.” (HR. Ath-Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani).
10. Jangan menyaringkan suara di dalam masjid dan jangan mengganggu orang-orang yang sedang shalat. Matikan handphone, jangan pula menyanyi.
11. Wanita jangan memakai parfum atau berhias bila pergi ke masjid.
Rasulullah n bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu (kaum wanita) ingin shalat di masjid, maka janganlah menggunakan parfum.” (HR. Muslim).
12. Orang junub, wanita haid atau nifas tidak boleh masuk masjid.
Allah berfirman, “Dan jangan pula menghampiri masjid, sedang kamu dalam keadaan junub, kecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (An-Nisa: 43)
Bunda `Aisyah x meriwayatkan bahwa Rasulullah n telah bersabda kepadanya, “Ambilkan buat saya kain alas dari masjid.”
Bunda Aisyah menjawab, “Sesungguhnya aku haid?”
116
Adab Islami
Nabi bersabda, “Sesungguhnya haidmu bukan di tanganmu.” (HR. Muslim).
13. Jagalah kebersihan, jangan meludah di masjid, bila terpaksa gunakan tisu atau sapu tangan dsb; ke sebelah kiri.
14. Bila anda dalam keadaan lapar, sedang makanan telah dihidangkan, maka dahulukanlah makan sebelum berangkat ke masjid.
15. Jangan menjalin jari-jari tangan kanan kiri saat menuju masjid sampai shalat usai,
16. Berusahalah mendapatkan shaff awal dan berada di sebelah kanan imam.
17. Anda diizinkan menyampaikan salam kepada yang sedang shalat, dan ia membalaskannya dengan isyarat.
18. Berusahalah untuk beribadah dan dzikir dengan khusyu’ tutuplah mulut atau hidung di saat menguap atau bersin dan berdo’alah. Begitu pula dengan batuk atau suara lainnya, usahakan agar tidak mengganggu imam atau sesama makmum.
M. ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
1. Tuluskan niat untuk ibadah yang sangat mulia ini. Membaca Al-Qur’an sebaiknya dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya dan tempatnya, serta telah menggosok gigi.
2. Pilihlah tempat yang tenang dan waktunya sesuai agar anda dapat memusatkan pikiran dan jiwa lebih tenang.
117
Adab Islami
3. Mulailah tilawah dengan ta`awwudz, kemudian basmalah pada setiap awal surah selain surah At-Taubah. Allah  berfirman,
“Apabila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka memohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98).
4. Perhatikan hukum-hukum tajwid dan bunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan). Allah  berfirman yang artinya, “Dan Bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.” (Al-Muzzammil: 4).
5. Panjangkan bacaan dan perindah suara. Anas bin Malik z pernah ditanya, bagaimana bacaan Nabi n (terhadap Al-Qur’an)? Anas menjawab, “Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi membaca, “Bismillahir-rahmanirrahim” sambil memanjangkan bismillahi, dan memanjangkan bacaan ar-rahmani dan memanjangkan bacaan ar-rahim.” (HR. Al-Bukhari). Dan Nabi n juga bersabda, “Hiasilah suara kalian dengan Al-Qur’an.” (HR. Abu Daud, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Hendaknya membaca sambil merenungkan dan meng-hayati makna yang terkandung pada ayat-ayat yang dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon Surga kepada Allah bila terbaca ayat-ayat Surga, dan berlindung kepada Allah dari Neraka bila membaca ayat-ayat Neraka.
Allah  berfirman,
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepada-mu penuh dengan berkah supaya mereka
118
Adab Islami
memperhati-kan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Shaad: 29).
Sahabat Hudzaifah z menuturkan, “Adalah Nabi n … Apabila terbaca ayat yang mengandung makna bertasbih (kepada Allah) beliau bertasbih, dan apabila terbaca ayat yang mengandung do’a, maka beliau berdo’a, dan apabila terbaca ayat yang bermakna meminta perlindungan (kepada Allah) beliau memohon perlindungan.” (HR. Muslim).
“Dan apabila dibacakan ayat-Nya kepada mereka bertambahlah iman mereka.” (al-Anfal: 2)
7. Dengarkan bacaan Al-Qur’an simaklah dengan tenang. Allah  berfirman yang artinya: “Dan apabila Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Al-A`raf: 204).
8. Jagalah Al-Qur’an dan tekun membacanya dan mempelajarinya (bertadarus) sehingga tidak lupa. Rasulullah n bersabda, “Hafalkanlah Al-Qur’an baik-baik, karena demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, hafalan Al-Qur’an benar-benar lebih liar (mudah lepas) dari pada unta yang terikat di tali kendalinya.” (HR. Al-Bukhari).
9. Jangan menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. Allah  berfirman yang artinya, “Tidak akan menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”. (Al-Waqi`ah:79)
10. Wanita yang sedang haid atau nifas boleh membaca Al-Qur’an dengan tidak menyentuh mushafnya
119
Adab Islami
menurut salah satu pendapat ulama yang lebih kuat, karena tidak ada hadits shahih yang melarangnya.
11. Nyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tidak ada unsur riya’ atau yang negatif lainnya, atau dapat mengganggu orang yang sedang shalat, atau orang lain yang juga membaca Al-Qur’an. (Lihat HR. Abu Dawud no. 1332)
12. Berhentilah membaca bila sudah ngantuk.
Rasulullah n bersabda, “Ápabila salah seorang kamu bangun di malam hari, lalu lisannya merasa sulit untuk membaca Al-Qur’an hingga tidak menyadari apa yang ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur).” (HR. Muslim).
13. Jangan mengatakan saya lupa dengan ayat-ayat ini, akan tetapi katakan saya terlupakan ayat-ayat ini.
14. Diperbolehkan bagi orang yang berhadats kecil (bukan hadats besar) membaca al-Qur’an dengan hafalan. tanpa menyentuh mushaf. Sedangkan orang yang junub (hadats besar) tidak diperbolehkan membaca maupun menghafal mandi.
15. Mohon selalu taufik kepada Allah agar bisa mengamal-kan Al-Qur’an.
16. Letakkan al-Qur’an pada tempat yang layak dan terhormat, jangan dibawa masuk ke kamar kecil (WC) atau tempat yang tidak layak.
17. Dilakukan dengan khusyu’ dengan pendalaman perasaan, memahami maknanya sampai menangis mengucurkan air mata.
18. Jangan menghentikan bacaan al-Qur’an kecuali pada akhir surat atau tempat berhentinya atau karena
120
Adab Islami
sesuatu alasan yang dibenarkan oleh syariat, bukan kerena urusan duniawi.
19. Hatamkan al-Qur’an di dalam satu bulan, atau dua puluh hari atau satu pekan atau maksimal tiga hari. Agar dapat mengambil i’tibar, kecuali pada bulan Ramadhan atau di masjidil haram atau bagi orang yang menjaga hafalannya, atau karena keperluan yang penting, beristiqomahlah setiap hari menyediakan waktu untuk membacanya.
20. Bacalah do’a setelah khatam membaca Al-Qur’an.
21. Jangan membaca shadaqallahul ‘adzim ketika usai membaca, karena tidak ada dasar syar’inya, begitu pula mencium dan mengusapnya.
22. Sujudlah ketika membaca ayat-ayat sajadah dan bacalah,
يِهجو دجس يذَّللهتوُقو هلوحِب هرصبو هعمس قشو هَقَلخ
“Wajahku sujud kepada zat yang menciptakannya, yang membuka pendengaran dan penglihatannya dengan kemampuan-Nya dan kekuatan-Nya”. (HR. Abu Daud no. 1414, Ahmad; 23502, An Nasa’i: 1129, At-Tirmidzi: 3425),
Atau:
َاَّللهمِب كس جدتو ِبكمآ نتو َلكَأ سَلمتس جدو جِهيل َّلذي خَلَقهو صورهو شقس معهو بصرهت بركُللها َأ حسنْلا خلاقين
(HR. Muslim: 771, Ahmad: 805, An Nasai: 1126, At Tirmidzi: 3421, Abu Daud: 760, Ibn Majah: 1054, atau do’a lain yang diajarkan Rasulullah .
121
Adab Islami
23. Dianjurkan pula bersujud tilawah bagi yang berniat mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan sebenarnya. Sujud ini tidak disyaratkan berwudhu.
24. Jangan Menggantungkan atau menempelkan ayat-ayat al-Qur’an untuk hiasan atau mencari barokah dll, karena betentangan dengan tujuan diturunkannya Al-Qur’an itu sendiri. (Lihat QS; Shaad: 29, An-Nisa: 82) dan tidak ada contoh dari Rasulullah .
25. Jangan membaca al-Qur’an untuk mendapatkan upah duniawi (HR. Tirmidzi dari Imron . (Lihat Jam’ul Fawaid Hadits no: 6723)
26. Diizinkan membaca dan menghafal sambil berdiri, duduk, berbaring, naik kendaraan atau lainnya. (Lihat Qs. Az Zukhruf: 13 dan Ali Imran: 191)
27. Jangan membaca al-Qur’an dengan suara berjamaah atau berkumpul-kumpul dalam satu acara seperti kematian kecuali untuk pengajaran atau latihan bagi orang yang hidup karena tidak ada perintah atau contoh demikian dari Rasulullah n.
N. ADAB BERDO’A
1. Harus diingat bahwa berdo’a adalah ibadah yang agung, sebelum berdo’a hendaknya memuji Allah kemudian bershalawat Nabi n. Rasulullah n pernah mendengar seorang lelaki sedang berdo’a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji Allah  dan tidak bershalawat atas Nabi n maka Nabi bersabda kepadanya, “Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila selesai shalat, lalu
122
Adab Islami
engkau duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.” (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
2. Mengakui dosa-dosa, kekurangan dan merendahkan diri, khusyu’, penuh harap dan rasa takut kepada Allah ketika berdo’a.
Allah  berfirman,
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera di dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo’a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami.” (Al-Anbiya’: 90).
3. Berwudhu’ sebelum berdo’a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di saat berdo’a.
Abu Musa Al-Asy`ari z menyebutkan bahwa seusai perang Hunain, “Nabi minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku melihat putihnya kulit ketiak beliau.” (Muttafaq ’alaih).
4. Bersungguh-sungguhlah, mantapkan keyakinan dalam memohon.
Rasulullah n bersabda, “Apabila kamu berdo’a kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah, dan jangan sampai ada seorang di antara kalian yang mengatakan, “Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku”, karena sesungguhnya Allah, tidak ada yang dapat memaksa-Nya (Allah).” Dan di dalam satu riwayat disebutkan, “Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam memohon dan
123
Adab Islami
membesarkan harapan, karena sesung-guhnya Allah tidak merasa berat terhadap sesuatu yang Dia berikan.” (Muttafaq ’alaih).
5. Hindari do’a buruk terhadap diri sendiri, anak dan harta. Rasulullah n bersabda, “Jangan sekali-kali kamu mendo’akan keburukan terhadap dirimu dan juga terhadap anak-anak maupun harta kamu sendiri, karena dikhawatirkan do’amu bertepatan dengan waktu Allah mengabulkan do’amu.” (HR. Muslim).
6. Rendahkan suara di dalam berdo’a.
Rasulullah n bersabda, “Wahai sekalian manusia, kasihanilah dirimu, karena sesungguhnya kamu tidak berdo’a kepada yang tuli dan tidak pula yang ghaib, sesungguhnya kamu berdo’a (memohon) kepada Yang Maha dekat Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertaimu.” (HR. Al-Bukhari).
7. Pusatkan hati di dalam berdo’a.
Rasulullah n bersabda, “Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.” (HR. At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
8. Jangan bersajak di dalam berdo’a.
Ibnu Abbas berkata kepada Ikrimah, “Perhatikan sajak dalam do’amu, lalu hindarilah itu, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah n dan
124
Adab Islami
para shahabat-nya tidak melakukan hal tersebut.”(HR. Al-Bukhari).
9. Carilah dan makanlah dari rizki yang halal agar do’a dikabulkan.
10. Berperantaralah dengan amal sholeh (bertawasul) teru-tama dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, bershodaqah, menunaikan kewajiban dengan sempur-na dan rajin mengamalkan ibadah sunnah.
11. Pilihlah kalimat do’a yang baku seperti yang ada pada al-Qur’an dan hadits.
12. Ucapkan do’a itu berulang-ulang.
13. Pilihlah waktu-waktu yang mustajab seperti:
􀁹 Di akhir bacaan tasyahud dalam shalat
􀁹 Sepertiga akhir malam
􀁹 Di antara dua khutbah jum’at
􀁹 Di antara adzan dan iqamah
􀁹 Di saat waktu ashar hari jum’at sampai maghrib
􀁹 Di saat hujan turun lebat
􀁹 Di saat ada suara ayam jantan berkokok (HR. Al-Bukhari: 3303, Muslim: 8003)
􀁹 Pada hari arafah dan 1-10 Dzulhijjah
􀁹 Saat berbuka puasa
􀁹 Saat Safar
􀁹 Malam lailatul Qadar atau sepuluh akhir Ramadhan.
􀁹 Do’a orang tua kepada anaknya
􀁹 Do’a saat ketemu dua pasukan perang (Abu Daud: 2540)
14. Tempat-tempat mustajab
125
Adab Islami
􀁹 Tanah Arafah di sore hari Arafah (9 Dzulhijjah)
􀁹 Di Shofa dan Marwah
􀁹 Setelah melempar jumrah ula dan Wustho
􀁹 Di masjidil haram, masjid Nabawi dan masjidil Aqsho
􀁹 Di masjid saat menuntut ilmu dan madarosah al-Qur’an yaitu saat berkumpulnya malaikat dan rahmat
􀁹 Di Tempat orang sakit ketika kita menjenguknya
O. ADAB MAKAN DAN MINUM
1. Berusahalah dengan hati-hati untuk mencari makanan yang halal.
Allah  berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.” (Al-Baqarah: 172). Yang baik di sini artinya yang halal.
2. Makan dan minum diniatkan agar mampu beribadah kepada Allah, sehingga bernilai ibadah serta mendapat pahala.
3. Cuci tangan sebelum dan setelah makan, dan bersihkan mulut terutama jika hendak menuju sholat.
4. Hendaklah merasa puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah z menuturkan, “Rasulullah n sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka beliau tinggalkan.” (Muttafaq ’alaih).
126
Adab Islami
5. Jangan makan sambil bersandar atau dengan keadaan tengkurap.
Rasulullah n bersabda; “Aku tidak makan sambil bersandar”. (HR. Al-Bukhari).
Ibnu Umar z menuturkan: “Rasulullah n melarang dua tempat makan, yaitu duduk di meja tempat minum khamar dan makan sambil tengkurap.” (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Jangan menggunakan bejana emas dan perak.
Nabi n bersabda, “….. dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia ini dan untuk kita di akhirat kelak.” (Muttafaq ’alaih)
7. Mulailah makan dan minum dengan membaca bismillah dan diakhiri dengan alhamdulillah.
Rasulullah n bersabda, “Apabila seorang di antara kalian makan, hendaklah menyebut nama Allah  dan jika lupa menyebut nama Allah  di awalnya maka hendaklah mengatakan: Bismillahi fi awwalihi wa akhirihi.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dan mengakhiri dengan Hamdalah, Rasulullah n bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat meridhai hamba yang apabila telah memakan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila meminum minuman ia pun memuji-Nya.” (HR. Muslim).
8. Makanlah dengan tangan kanan dan mulailah dari yang ada di depanmu.
127
Adab Islami
Rasulullah n bersabda kepada Umar bin Salamah, “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah apa yang di dekatmu.” (Muttafaq ’alaih).
9. Makanlah dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudah makan.
Ayah Ka`ab bin Malik menuturkan, “Rasulullah n makan dengan tiga jari dan beliau menjilatinya sebelum mengelapnya.” (HR. Muslim).
10. Ambillah makanan yang terjatuh dan buang bagian yang kotor lalu memakannya.
Rasulullah n bersabda, “Apabila suapan makan seorang dari kamu jatuh hendaklah ia memungut dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan membiarkannya untuk syetan.” (HR. Muslim).
11. Jangan meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.
Ibnu Abbas menuturkan, “Bahwasanya Nabi n melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya.” (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
12. Makanlah secukupnya, jangan berlebih-lebihan. Rasulullah n bersabda, “Tiada tempat yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya. Cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan
128
Adab Islami
sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
13. Sebagai tuan rumah jangan melihat wajah tamu yang sedang makan, tundukkan pandangan, agar tidak mengganggu perasaan mereka.
14. Jangan memulai makan jamuan jika di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, seperti yang lebih tua atau mempunyai kedudukan.
15. Jangan melakukan hal-hal yang menjijikkan, seperti memasukkan tangan ke bejana, atau mendekatkan kepala ke tempat makanan di waktu makan, atau membicarakan perkara-perkara yang menjijikkan.
16. Jangan minum langsung dari bibir bejana (wadah air). Ibnu Abbas z berkata, “Nabi n melarang minum dari bibir bejana wadah air.” (HR. Al-Bukhari).
17. Minumlah sambil duduk, kecuali jika berhalangan.
Sahabat Anas menuturkan, “Bahwa sesungguhnya Nabi n melarang minum sambil berdiri.” (HR. Muslim). No. 2023, Ahmad 11775, At Tirmidzi No. 1879 Abu Daud: 3717 Ibnu Majah 3424, Ad Darimi: 2127.
18. Dahulukan makan sebelum shalat jika anda telah lapar. Rasulullah n bersabda:
َلاصَلاَةِب حضرةَط عٍماو َلاه وي دفاعْا َلأخبَثنا
“Tidak sempurna shalat dengan datangnya makanan dan tidak dan tidak pula jika seseorang menahan dua hadats” (HR. Muslim:560, Ahmad: 23646, Abu Daud; 89)
129
Adab Islami
19. Dahulukan makan dari tepi piring jangan dari atas atau tengahnya (HR. Abu Daud; 3772, Ahmad; 2435; At Tirmidzi; 1805, Ibnu Majah; 3277, Ad Darimi; 2036, 2046 dari Ibnu Abbas z.
20. Jangan mengambil terlalu banyak bila makan bersama orang lain, kecuali jika atas izin kawan dalam jamuan itu. (HR. Al Bukhari; 2455, Muslim; 2045, Ahmad; 5027, At Tirmidzi; 1814, Abu Daud; 3834, Ibnu Majah; 3331, dari Syu’bah dari Jablah z.
21. Tunggulah makanan yang masih panas, jangan dimakan sampai hilang uap panasnya karena itulah yang lebih besar barokahnya. (HR. Ad Darimi; 2047, Ahmad; 26418, dari Asma bin Abu bakar z.
22. Disunnahkan bagi tuan Rumah atau yang memberi minum untuk minum terakhir setelah giliran para tamu. (HR. Muslim; 681, Ahmad; 22041, At Tirmidzi; 1894, Ibnu Majah; 3436, Ad Darimi; 2135 dari Qatadah z.
23. Diizinkan makan sambil berbicara yang baik, mensyukuri dll. (lihat riwayat Imam Ahmad “Adab Syariah 3:163)
24. Disunnahkan makan sambil berkumpul (HR. Muslim No. 2059, Ahmad; 13810, At Tirmidzi; 1820, Ibnu Ma-jah; 3254, Ad Darimi; 2044, dari Jabir bin Abdullah c.
P. ADAB MENERIMA TAMU
1. Undanglah orang-orang yang bertaqwa, jangan mengundang orang-orang fasiq.
130
Adab Islami
Rasulullah n bersabda, “Janganlah kamu bersahabat kecuali dengan seorang mukmin, dan jangan memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
2. Undanglah orang-orang fakir, jangan hanya mengun-dang orang-orang kaya untuk jamuan.
Rasulullah n bersabda, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan pesta pengantin (walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya, tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq ’alaih).
3. Niatkan untuk mengikuti sunnah dan membahagiakan teman-teman dalam mengundang jamuan jangan diniatkan untuk berbangga-bangga dan berfoya-foya.
Dan Janganlah memaksakan diri untuk mengundang tamu. Anas z menuturkan: “Pada saat kami berada di sisi Umar, ia berkata, “Kami dilarang memaksakan diri (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-Bukhari).
4. Jangan anda membebani tamu untuk membantu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan dan jangan menampakkan kejemuan terhadap tamu, tetapi menampakkan kegembiraan dengan kehadiran mereka, bermuka manis dan berbicara ramah dan ceria.
5. Segera hidangkan makanan, karena yang demikian itu berarti menghormatinya dan dahulukanlah yang tua dari yang muda dan yang kanan dari yang kiri.
6. Jangan tergesa-gesa mengangkat hidangan sebelum tamu selesai menikmati jamuan anda.
131
Adab Islami
7. Antarkanlah tamu hingga di luar pintu rumah.
Q. ADAB BERTAMU
1. Penuhilah undangan dan jangan hadir terlambat.
Nabi n menyatakan, “Barangsiapa yang diundang kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya.” (HR. Muslim).
2. Masuklah setelah meminta izin kepada tuan rumah.
3. Mintalah izin kepada tuan rumah jika membawa serta orang lain yang tidak termasuk undangan.
4. Jangan membedakan undangan, dari orang fakir maupun orang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir bisa melukai perasaan mereka.
5. Hadirlah sekalipun ketika sedang berpuasa.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Persingkatlah, jangan lama-lama bertamu karena bisa memberatkan tuan rumah, juga tidak tergesa-gesa datang karena membuat tuan rumah terkejut tak mampu menyiapkan diri.
7. Janganlah bertamu lebih dari tiga hari, namun bila tuan rumah memaksa untuk tetap tinggal maka tidaklah mengapa.
8. Kembalilah dengan ridho dan maafkan kekurangan yang ada pada tuan rumah.
9. Do’akan tuan rumah seusai menyantap hidangannya. Dengan do’a:
132
Adab Islami
مُكيَلع تَّلصو ،راربَلأْا مُكماعَط َلَكَأو ،َنومئاصلا مُكدنع رَطْفَأ ُةَكئَلاَلما) دواد وبأ هاور(
“Orang yang berpuasa telah berbuka puasa padamu. orang-orang yang baik telah memakan makananmu dan para malaikat telah bershalawat untukmu.” (HR. Abu Daud, dishahihkan Al-Albani).
نم معْطَأ مهَّللَا ، مهتْقزر اميف مهَل كِرابو مهمحراو مهَل رفْغا مهَّللَااناَقس نم ِقساو انمعْطَأ
“Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihilah mereka, berkahilah bagi mereka apa yang telah Engkau karunia-kan kepada mereka. Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi kami makan, dan berilah minum orang yang memberi kami minum.”
R. ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT
1. Dianjurkan menjenguk yang sakit meskipun anak-anak, perempuan tua, orang perempuan ke laki-laki bila aman dari fitnah. (lihat HR. Al-Bukhari; 5655, Muslim; 923, 1376, Ahmad; 21269, 23839 dan Malik; 1648, 531 di Al-Muwaththo’)
2. Boleh mengunjungi orang musyrik munafiq bila bisa diharapkan keislamannya (HR. Al-Bukhari: 5657,6681, Muslim; 23, Ahmad; 12381, 23162, Abu Daud; 3095, An Nasai; 2035)
133
Adab Islami
3. Kunjungilah si sakit meskipun dalam keadaan tidak sadar, mati suri, koma, pingsan, hilang pikiran dll. (Lihat Al-Bukhari; 5651, Muslim; 1616)
4. Dekatilah si sakit, duduklah disamping kepalanya dan tanyakan keadaan dan penyakit yang dirasakannya, karena Rasulullah n melaksanakan yang demikian.
5. Berkunjunglah secukupnya jangan berlama-lama, carilah waktu yang tepat, dan jangan menyusahkan si sakit, hiburlah dan bahagiakanlah dia.
6. Do’akan semoga cepat sembuh, mendapat rohmat Allah, selamat dan disehatkan.
Bila menjenguk orang sakit, Nabi n mengucapkan, “Tidak apa-apa, sehat, insya Allah.” (HR. Al-Bukhari) Dan berdo’a tiga kali.
7. Usaplah si sakit dengan tangan kanan, dan do`akan:
َّلاِإ َءاَفش َلا ، يفاشلا تنَأ فشا ، ِسانلا بر سْأبْلا ِبهْذَأش كؤاَفامَقس رداغي َلا ًءاَفش ،
“Hilangkanlah kesengsaraan wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (Muttafaq ’alaih).
8. Pesankan tentang kesabaran atas taqdir Allah , jangan mengatakan, “Wah, ini sembuhnya lama……”, jangan mengharapkan kematiannya sekalipun penyakitnya sudah sangat gawat dan mintalah dia berdo’a:
134
Adab Islami
ىَلعَلأْا ِقيفرلاِب يِنْقحْلَأو يِنمحراو يلرفْغا مهَّللَا.
“Ya Alloh, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan pertemukan aku dengan kekasihyang Maha Tinggi.” (HR. Al-Bukhari 7/10, Muslim 4/1893)
9. Meruqyah dengan surat An-Nas, Al-Falaq, Al-Fatihah (HR. AL-Bukhari; 5748, 2276, Muslim 2201)
10. Dibolehkan sedikit menangisi orang sakit maupun mayat karena kasihan, bukan karena meratapi dan menyesali (lihat Al-Bukhari;1304, Muslim; 924)
11. Talkinkan kalimat Syahadat bila ajalnya akan tiba, pejamkan kedua matanya dan do’akan.
Rasulullah n telah bersabda, “Talkinlah orang yang akan meninggal di antara kamu dengan ucapan “La ilaha illallah”. (HR. Muslim)
Do’a memejamkan mata mayat:
نَلاُفل رفْغا مهَّللَا)همساِب ( يف هْفُلخاو ،نيدهمْلا يف هتجرد عَفراو هِربَق يف هَل حسْفاو ،نيمَلاعْلا بر اي هَلو انَلرفْغاو ،نيِرِباغْلا يف هِبقعهيف هَل رونو.
Ya Alloh, ampunilah si Fulan (hendaklah menyebut namanya), angkatlah derajatnya bersama orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya bagi orang-orang yang ditinggalkan sesudahnya. Dan ampunilah kami dan dia, wahai Tuhan, seru sekalian alam. Lebarkan kuburannya dan berilah penerangan di dalamnya.” (HR. Muslim 2/634)
135
Adab Islami
S. ADAB ORANG SAKIT
1. Bersegeralah untuk bertobat dan bersungguh-sungguh-lah beramal shalih.
2. Berbaiksangkalah kepada Allah, dan ingatlah kita hanyalah makhluk yang lemah dan Allah  tidak membutuhkan makhluk.
3. Secepatnya mintalah kehalalan atas kezhaliman-kezhaliman yang pernah anda lakukan, dan segera tunaikan hak-hak dan kewajiban kepada pemiliknya, dan sampaikan amanat kepada yang berhak menerima-nya.
4. Perbanyaklah dzikir, membaca Al-Qur’an dan beristighfar.
5. Berharaplah pahala dari Allah atas musibah yang dideritanya.
Rasulullah n bersabda, “Apa saja yang menimpa seorang mukmin baik berupa kesedihan, kesusahan, keletihan dan penyakit, hingga duri yang menusuknya, niscaya karenanya Allah meninggikan satu derajat baginya dan mengampuni kesalahannya.” (Muttafaq ’alaih).
6. Serahkan diri dan bertawakkallah kepada Allah  yakinlah bahwa kesembuhan itu dari Allah, dengan tetap melakukan syar`i, yang halal yang cocok dengan dosis, dan taati nasihat dokter..
7. Sampaikan wasiat yang baik untuk anda, keluarga maupun umat, seperti wakaf, dan sebagainya.
T. ADAB MERAWAT JENAZAH DAN TA’ZIAH
136
Adab Islami
1. Segeralah merawat jenazah dan mengebumikannya untuk meringankan beban keluarganya dan sebagai rasa belas kasih terhadap mereka.
Rasulullah n bersabda, “Segerakanlah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika amal-amalnya shalih, maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan jika sebaliknya, maka keburukanlah yang kamu lepaskan dari pundakmu.” (Muttafaq ‘alaih).
2. Jangan menangis dengan suara keras, meratapi mau-pun merobek-robek baju.
Rasulullah n bersabda, “Bukan golongan kami orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya, dan menyerukan kepada seruan jahiliyah.” (HR. Al-Bukhari).
3. Antarlah jenazah, dan ikuti penguburannya.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya (pahala) sebesar qirath; dan barangsiapa yang menghadirinya hingga dikuburkan maka baginya dua qirath.” Nabi ditanya, “Apa yang disebut dua qirath itu?” Nabi menjawab, “Seperti dua gunung yang sangat besar.” (Muttafaq ’alaih).
4. Pujilah si mayit dengan mengingat dan menyebut kebaikan-kebaikannya dan jangan menjelek-jelekkan-nya. Rasulullah n bersabda, ”Janganlah kamu mencaci-maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka perbuat.” (HR. Al-Bukhari).
137
Adab Islami
5. Mohonkan ampun untuk jenazah setelah dikuburkan. Ibnu Umar z pernah berkata, “Apabila selesai mengubur jenazah, Rasulullah n berdiri di atasnya dan bersabda, ”Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi keteguhan, karena dia sekarang akan ditanya.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Hiburlah keluarga yang berduka dan berikan makanan untuk mereka.
Rasulullah n bersabda, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja`far, karena mereka sedang ditimpa sesuatu yang membuat mereka sibuk.” (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
7. Berta`ziahlah kepada keluarga yang berkabung dan sarankan agar tetap sabar, serta katakan kepada mereka, “Sesungguhnya milik Allahlah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jua apa yang Dia berikan; dan segala sesuatu di sisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu bersabar dan mengharap pahala dari-Nya.” (Muttafaq ’alaih).
8. Jangan menyiar-nyiarkan berita kematian jenazah kecuali hanya kepada familinya atau kapada masyarakat sekitarnya, agar segera mengurusi, menshalati dst, Jangan meniru-niru orang kafir yang menyebarluaskan berbagai media massa atau membentuk seminar, vestival, khaul dll.
9. Usahakan agar banyak yang ikut menshalati jenazah tersebut, jadikan 3 shaf shalat atau lebih.
10. Iringilah jenazah dengan langkah yang khusyuk tanpa ada suara gaduh seperti berbicara urusan duniawi,
138
Adab Islami
bercanda, maupun dzikir dengan suara keras, Akan tetapi khusyulah dengan mengambil i’tibar peringatan bagi kita tentang kehidupan akhirat atau dzikir dalam fikiran dan hati.
11. Segeralah menyelesaikan hutang piutang si mayit dan piutangnya.
U. ADAB SAFAR (BEPERGIAN JAUH)
1. Sebelum Safar
1. Niatlah bersafar, bila anda sedang berpuasa maka niatlah berbuka, jika harus berbuka terlebih dahulu sebelum berangkat maka itupun boleh.
2. Beristikharahlah terlebih dahulu kepada Allah  mengenai rencana safar anda itu, dengan shalat dua raka`at kemudian berdo`a dengan do`a istikharah.
3. Bertobatlah dari segala kemaksiatan dan mohonlah ampun kepada Alloh  dari segala dosa yang telah diperbuat.
4. Kembalikan barang-barang pinjaman dan amanat-amanat kepada yang berhak, bayarlah hutang dan berpesanlah kebaikan kepada keluarga dan do’akan:
هعئادو عيضت َلا يذَّلا َللها مُكعدوتسَأ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Sedangkan yang ditinggal menjawab dengan do’a:
139
Adab Islami
ميتاوخو كتنامَأو كنيد َللها عدوتسَأ ىوْقتلا ُللها كدوز ،كلمع تنُك ام ُثيح ريخْلا كَل رسيو كبنَذ رَفَغو.
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Alloh, semoga Alloh memberi bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada.” (HR. At-Tirmidzi)
6. Bawalah perbekalan secukupnya, seperti air, makanan dan uang. Janganlah membawa lonceng atau anjing karena tidak disukai malaikat (HR. Muslim no.; 2113, 2114 dll)
7. Carilah teman yang shalih dalam perjalanan. Bagi perempuan pergilah dengan mahramnya.
Rasulullah n bersabda, “Kalau sekiranya manusia mengetahui apa yang aku ketahui di dalam kesendirian, niscaya tidak ada orang yang menung-gangi kendaraan (musafir) yang berangkat di malam hari sendirian.” (HR. Al-Bukhari).
8. Angkatlah salah satu dari anda sebagai pemimpin (amir).
Rasulullah bersabda, “Apabila tiga orang keluar untuk safar, maka hendaklah mereka mengangkat seorang pemimpin di antara mereka.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).
140
Adab Islami
2. Saat Safar
a. Berangkatlah safar pada pagi (dini) hari atau sore hari.
Rasulullah n bersabda, “Ya Allah, berkahilah bagi ummatku di dalam kediniannya.” Dan juga bersab-da, “Hendaknya kalian memanfaatkan waktu senja, karena bumi dilipat di malam hari.” (HR. Abu Daud)
b. Ucapkan selamat tinggal kepada keluarga, kerabat dan teman-teman.
Sebagaimana sabda Rasulullah n, “Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan penutup-penutup amal perbuatanmu.” (HR. At-Tirmidzi)
c. Baca basmalah; dan apabila telah berada di atas kendaraan bertakbirlah tiga kali, kemudian baca do’a safar berikut ini:
انَل رخس يذَّلا َناحبس ه انبر ىَلِإ انِإو ،نيِنِرْقم هَل انُك امو اَذ ِلمعْلا نمو ،ىوْقتلاو رِبلا اَذه انِرَفس يف كُلَأسن انِإ مهَّللَا ،َنوبلَقنمَل ه انرَفس انيَلع ْنوه مهَّللَا ،ىضرت ام تنَأ مهَّللَا ،هدعب انع ِوْطاو اَذ نم كِب ُذوعَأ ينِإ مهَّللَا ،ِلهَلأْا يف ُةَفيلخْلاو ِرَفسلا يف بحاصلا ِلهَلأاو ِلاَلمْا يف ِبَلَقنمْلا ِءوسو ،ِرَظنَلمْا ةبآَكو ِرَفسلا ِءاَثعو) هاور ملسم(
“Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya
141
Adab Islami
tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami; Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadamu di dalam perjalanan kami ini kebajikan dan ketaqwaan, dan amal yang Engkau ridhai; Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan dekatkanlah jaraknya; Ya Allah, Engkau adalah Penyerta kami di dalam perjalanan ini dan Pengganti kami di keluarga kami; Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari bencana safar dan kesedihan pemandangan, dan keburukan tempat kembali pada harta dan keluarga.” (HR. Muslim).
3. Di Tengah Safar
a. Bertakbirlah di saat jalan menanjak dan bertasbihlah di saat menurun.
Sahabat Jabir z menuturkan, “Apabila (jalan) kami menanjak, maka kami bertakbir, dan apabila menurun maka kami bertasbih.” (HR. Al-Bukhari).
b. Berdo’alah selalu di tengah perjalanan, karena do’a musafir itu mustajab (mudah dikabulkan) dan perbanyaklah sedekah.
c. Apabila beristirahat carilah tempat yang aman jauh dari jalan; karena Rasulullah n bersabda, “Apabila kamu hendak mampir untuk beristirahat, maka menjauhlah dari jalan, karena jalan itu adalah jalan binatang melata dan tempat tidur bagi binatang-binatang di malam hari.” (HR. Muslim).
142
Adab Islami
d. Selama Safar gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya.
e. Jagalah shalat dengan baik termasuk jamak dan qosornya.
f. Segera kembalilah ke kampung halaman setelah menunaikan keperluan.
Abu Hurairah z menyebutkan, “… Apabila salah seorang kamu telah menunaikan hajatnya dari safar yang dia lakukan, maka segeralah ia kembali ke kampungnya.” (Muttafaq ’alaih)
4. Setelah Safar
a. Apabila kembali ke kampung halaman jangan masuk ke rumah di malam hari, kecuali jika sebelumnya anda memberi tahu terlebih dahulu. Jabir z menuturkan, “Nabi n melarang seseorang mengetuk rumah (membangunkan) keluarganya di malam hari.” (Muttafaq ’alaih)
b. Di saat datang singgahlah di masjid terlebih dahulu, shalatlah dua rakaat. Ka`ab bin Malik z meriwayatkan: “Bahwasanya Nabi n apabila datang dari perjalanan (safar), maka beliau langsung menuju masjid dan di situ beliau shalat dua raka`at.” (Muttafaq ’alaih)
c. Berdo’alah
َنودماح انبرل َنودِباع َنوبئات َنوبِيآ
“Orang-orang yang kembali, bertobat, mengabdi kepada Tuhan kami selalu memuji” (HR. Bukhari dan Muslim)
143
Adab Islami
V. ADAB MEMBERI NASEHAT
1. Berikan nasihat dengan niat ikhlash, jangan mengharap apapun di balik nasihat itu selain keridhaan Allah , sehingga anda terlepas dari kewajiban. Bukan untuk tujuan riya` atau mendapat perhatian orang atau ketenaran atau niat membalas menjatuhkan orang yang anda nasihati.
2. Sampaikanlah nasihat dengan cara yang baik dan tutur kata yang lembut dan mudah dipahami hingga dapat berpengaruh kepada orang yang anda nasihati dan mau menerimanya.
Allah  berfirman,
“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik dan debatlah ia dengan cara yang lebih baik.” (An-Nahl: 125)
3. Nasihatilah seseorang di saat sendirian, karena yang demikian itu lebih mudah ia terima. Sebab jika anda menasihati saudara anda ketika sedang bersama banyak orang maka berarti anda telah mencemar-kannya, dan jika anda menasihatinya secara rahasia maka anda telah menghiasinya.
Imam Syafi`i v berkata, “Berilah aku nasihat secara berduaan, dan jauhkan aku dari nasihatmu di tengah orang banyak; karena nasihat di tengah-tengah orang banyak itu mengandung makna celaan yang aku tidak suka mendengarnya.”
4. Fahami betul dengan apa yang anda nasihatkan, dan berhati-hatilah dalam menukil pembicaraan agar anda tidak dipungkiri, dan suruhlah berdasarkan ilmu; karena itulah yang lebih mudah untuk diterima.
144
Adab Islami
5. Perhatikan kondisi orang yang akan anda nasihati. Janganlah menasihati di saat seseorang sedang kalut, atau sedang bersama rekan-rekan atau kerabatnya. Dan pahamilah perasaan, kedudukan, pekerjaan dan kesulitan orang yang anda nasihati.
6. Jadilah teladan bagi orang yang akan anda nasihati.
Allah  berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Ash-Shaff : 2-3)
7. Jadilah orang yang sabar dan bersabarlah terhadap kemungkinan yang menimpa.
Allah  berfirman,
“Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma`ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan sabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman: 17)
Luqman menyuruh anaknya untuk sabar terhadap kemungkinan yang terjadi karena ia memerintah orang lain mengerjakan kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Ingatlah beramar ma’ruf dan nahi mungkar dengan cara sabar adalah kewajiban setiap muslim.
W. ADAB BERTELEPON
145
Adab Islami
1. Perhatikan dengan baik nomor telepon yang akan anda hubungi sebelum menelepon agar anda tidak salah sambung.
2. Pilihlah waktu yang tepat untuk menelepon, jangan disaat kesibukan dan keperluan, istirahat mereka.
3. Jangan memperpanjang pembicaraan, karena bisa mengganggu. Orang yang sedang dihubungi
4. Janganlah wanita memperindah suara di saat berbicara (via telepon) dan jangan berbicara melantur dengan laki-laki.
Allah  berfirman,
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Al-Ahzab: 32)
Apa lagi memperpanjang pembicaraan, memperindah suara, memperlembut dan lain sebagainya.
5. Mulailah pembicaraan dengan ucapan Assalamu`alai-kum, karena anda adalah orang yang datang, juga menutup dengan salam.
6. Jangan memakai telepon orang lain kecuali seizin darinya.
7. Jangan merekam pembicaraan lawan bicara kecuali seizin darinya.
8. Gunakan telepon seperlunya, sebagai nikmat dari Allah. Jangan menggunakannya untuk mencari-cari kejelekan, kesalahan dan mencemari kehormatan atau menyeret kaum wanita ke jurang kenistaan. Ini haram anda dapat terancam hukuman.
146
Adab Islami
X. ADAB PENGANTIN DAN PERGAULAN SUAMI-ISTRI
1. Letakkan tangan di kepala istri dan do’akannya. Rasulullah n bersabda, “Apabila salah seorang kamu menikahi seorang wanita, maka hendaklah ia meme-gang ubun-ubunnya, dan bacalah bismillah lalu mohon-lah berkah kepada Allah, dan hendaknya ia membaca:
نم كِب ُذوعَأو ، هيَلع اهتْلبج ام ِريخو اهِريخ نم كُلَأسَأ ينِإ مهَّللَا هيَلع اهتْلبج ام رشو اهرش)نيابللأا هدانسإ نسحو دواد وبأ هاور(
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan sifat yang ada padanya; dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan sifat yang ada padanya” (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Al-Albani).
2. Hendaklah kedua mempelai melakukan shalat dua rakaat bersama, ketika awal dipertemukan, karena kaum salaf melaksanakan demikian.
3. Rayulah istri dan bercandalah dengannya di saat santai berduaan. Nabi n selalu bercanda, tertawa dan merayu istri-istrinya.
4. Bacalah basmalah sebelum melakukan jima`.
Rasulullah n bersabda, “Kalau sekiranya seorang di antara kamu hendak bersenggama dengan istrinya membaca : 147
Adab Islami
انتْقزر ام َناَطيشلا ِبنجو َناَطيشلا انبنج مهَّللَا ِللها ِمسبِ
“Dengan menyebut nama Alllah, ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami”, maka sesungguhnya jika keduanya dikaruniai anak dari kramasutranya itu, niscaya ia tidak akan dibahayakan oleh setan selama-lamanya.” (Muttafaq ‘alaih).
Dahuluilah dengan rayuan, rabaan, ciuman, dan cumbuan yang mesra sampai benar-benar kedua anda siap melakukan jima’ (senggama).
5. Jika ingin bersenggama lagi, berwudhulah terlebih dahulu, karena Rasulullah n bersabda; “Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu ingin mengulanginya maka hendaklah berwudhu.” (HR. Muslim; 308, Ahmad; 10777, Tirmidzi; 191)
6. Berwudhulah sebelum tidur sesudah melakukan jima’ bila sempat.
Bunda Aisyah d menuturkan, “Rasulullah n bila hendak makan atau tidur saat beliau junub, maka beliau mencuci kemaluan dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat.” (Muttafaq ’alaih)
7. Haram hukumnya menyetubuhi istri di saat haid atau menyetubuhi duburnya.
Rasulullah n bersabda, Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang dia katakannya,
148
Adab Islami
maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Al-Arba`ah dan dishahihkan oleh Al-Albani).
8. Jangan menyebarkan rahasia tentang hubungan suami istri.
Rasulullah n bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah seorang lelaki yang berhubungan dengan istrinya (jima`), kemudian ia menyebarkan rahasianya.” (HR. Muslim no. 1437, Ahmad; 11258, Abu Daud; 4870)
9. Saling bergaullah dengan baik, dan laksanakan kewajiban anda masing-masing terhadap yang lain.
Allah  berfirman, “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf.” (Al-Baqarah: 228).
10. Berlaku lembut dan bersikap baiklah terhadap istri, dan ajarkan masalah agama, serta tekankan pada perintah Allah terhadapnya.
Rasulullah n bersabda, “Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan di sisi kalian....” (HR. At-Turmudzi)
11. Hendaknya istri selalu ta`at kepada suaminya sesuai kemampuannya asal bukan dalam hal kemaksiatan, jangan dia mematuhi siapapun bila tidak disukai atau bertentangan dengan kehendak suami, janganlah istri menolak ajakan suami.
Rasulullah n bersabda, “Bila suami mengajak istri ke tempat tidur lalu ia tidak memenuhi ajakannya, kemudian sang suami tidur dalam keadaan marah
149
Adab Islami
padanya, maka malaikat melaknat wanita tersebut sampai hari pagi.” (Muttafaq ‘alaih).
12. Berlaku adillah terhadap istri-istri.
Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa mempunyai dua istri, lalu ia lebih cenderung kepada salah satunya, niscaya ia datang di hari Kiamat dalam keadaan sebelah badannya miring.” (HR. Abu Daud no; 2133, Ahmad; 8363, At-Tirmidzi; 1141, an-Nasai; 3942 Ibn Majah; 1969, ad Darimi; 2206 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
13. Bersabarlah atas watak istri yang pada umumnya cemburu berlebihan, sehingga bersikap kurang sopan (lihat al-Bukhari; 5225, Ahmad; 11616, At Tirmidzi; 1359, An Nasai; 3955, Abu Daud; 3557, Ibnu Majah; 2384, Ad Darimi; 2598), atau yang kurang pandai berterima kasih.
Y. ADAB DI PASAR
1. Berdzikirlah kepada Allah di saat masuk pasar. Rasulullah n bersabda, “Barangsiapa yang memasuki pasar lalu membaca:
ِيحي دمحْلا هَلو كْلمْلا هَل ،هَل كيِرش َلا هدحو ُللها َّلاِإ هلإ َلا،تيميو ريدَق ئيش ِّلُك ىَلع وهو ريخْلا هديِب ،تومي َلا يح وهو
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nyalah kerajaan, dan kepunyaan-Nyalah segala pujian, Dia yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Dia
150
Adab Islami
Maha Hidup tidak akan mati; di tangan-Nyalah segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” maka Allah mencatat sejuta kebajikan baginya, dan menghapus sejuta dosa darinya, dan Dia tinggikan baginya sejuta derajat dan Dia bangunkan satu istana baginya di dalam Surga.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dihasankan oleh Al-Albani).
2. Jangan menyaringkan suara dengan teriakan perteng-karan maupun perdebatan. Karena Nabi n adalah “Bahwasanya beliau bukanlah seorang yang keras kepala atau keras hati dan bukan pula orang yang suka teriak-teriak di pasar dan juga bukan orang yang membalas keburukan dengan keburukan, akan tetapi ia memaafkan dan mengampuni.” (HR. Al-Bukhari).
3. Jagalah kebersihan pasar. Jangan mencemari tempat umum dengan kotoran dan sampah, karena menggang-gu masyarakat dan itu dilarang syariat.
4. Jagalah atau penuhilah akad, janji serta kesepakatan-kesepakatan (pembeli dan penjual).
Allah  berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.” (Al-Ma’idah: 1)
5. Kuatkanlah jual beli dengan persaksian atau catatan.
Allah  telah berfirman,
“Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli.” (Al-Baqarah: 282)
6. Bersikap ramahlah dan berikan kemudahan di dalam berjual beli.
151
Adab Islami
Rasulullah n bersabda, “Allah akan belas kasih kepada seorang hamba yang ramah bila menjual, ramah bila membeli dan ramah bila memberikan keputusan.” (HR. Al-Bukhari).
7. Jujurlah dan terbukalah jangan menyembunyikan cacat barang jualan.
Rasulullah n bersabda, “Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, maka tidak halal bagi seorang muslim membeli dari saudaranya suatu pembelian yang ada cacatnya kecuali telah dijelaskannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani)
8. Jangan mengobral sumpah.
Rasulullah n bersabda, “Hindarilah banyak bersumpah di dalam berjual-beli, karena sumpah itu dapat menghabiskan (barang) kemudian membatalkan (barakahnya).” (HR. Muslim)
9. Hindari penipuan, kecurangan, pengelabuan dan terlalu menarik keuntungan. Nabi n pernah menjumpai setum-puk makanan, beliau n memasukkan tangan ke dalam tumpukan tersebut, maka jari-jemari beliau basah.
Beliaupun bersabda, “Apa ini, wahai si pemilik makanan?”
Pemilik makanan menjawab: “Terkena hujan, wahai Rasulullah.” Maka Nabi bersabda, “Kenapa bagian yang basah tidak kamu letakkan di paling atas agar dilihat oleh manusia? Barangsiapa yang curang terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim).
152
Adab Islami
10. Hindari perbuatan curang di dalam menakar atau menimbang barang dan jangan menguranginya.
Allah berfirman yang artinya,
“Celakalah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al-Muthaffifin : 1-3).
11. Hindari riba, penimbunan barang dan segala perbuatan yang dapat merugikan orang banyak.
Rasulullah n bersabda, “Allah melaknat pemakan riba, pemberinya, saksi dan penulisnya.” (HR. Ahmad)
Beliau n juga bersabda, “Tidak akan menimbun barang kecuali orang yang salah.” (HR. Muslim).
12. Bersihkan pasar dari segala barang yang haram untuk diperjual-belikan.
13. Hindari iklan-iklan palsu yang bertujuan menarik perha-tian pembeli. Rasulullah n telah melarang najasy. (Mut-tafaq ’alaih). Najasy adalah semacam promosi palsu.
14. Janganlah menjual barang rampasan (hasil ghashab) dan curian.
Allah  berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama kamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (An-Nisa: 29).
153
Adab Islami
15. Tundukkan pandangan mata dari wanita dan hindari percampur-bauran dan berdesak-desakan dengan mereka.
Allah  berfirman,
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kema-luannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” (An-Nur: 30-31).
16. Jaga selalu syi`ar-syi`ar agama (shalat berjama`ah, dll.), Janganlah melalaikan shalat berjama`ah dikarena-kan berjual-beli. Janganlah sampai masalah duniawi membuat lalai terhadap masalah-masalah akhiratnya.
Allah  berfirman,
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) menunaikan zakat.” (An-Nur: 37).
Z. ADAB BERBELANJA
1. Tentukan atau catat jenis kebutuhan jumlah dan perkiraan harganya.
2. Tentukan tempat-tempat membelinya.
3. Belilah barang atau keperluan secukupnya, jangan boros atau berfoya-foya.
154
Adab Islami
4. Belilah barang yang baik, bermutu, jangan tertarik karena model, bentuk, atau hadiahnya.
5. Bawalah uang secukupnya, jangan berlebih-lebihan.
6. Masuklah pasar/supermarket dengan berdo’a.
7. Tentukan waktu dan arah perjalanannya agar terhindar dari ikhtilat (desak-desakkan lawan jenis).
8. Berbelanja dan berbicaralah secukupnya, jangan ngobrol ngelantur.
9. Jagalah pandangan dan tutuplah aurat dengan busana yang benar.
10. Utamakan bermuamalah, tolong-menolong sesama muslim.
11. Segeralah kembali setelah berbelanja dan periksa semua barang anda.
AA. ADAB BERTETANGGA
1. Hormatilah tetangga dan berperilaku baiklah terhadap mereka.
Rasulullah n bersabda,“....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia meng-hormati tetangganya.” Dan di dalam riwayat lain disebutkan, “Hendaklah ia berperilaku baik terhadap tetangganya.” (Muttafaq ’alaih).
2. Janganlah bangunan anda mengganggu tetangga, agar mereka tidak tertutup dari sinar matahari atau udara, dan jangan melampaui batasannya, dengan merusak atau mengubah miliknya.
3. Peliharalah hak-hak mereka di saat mereka bepergian. Jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan jahil, bantulah mereka yang
155
Adab Islami
membutuhkan, serta paling- kan mata dari wanita mereka dan rahasiakan aib mereka.
4. Janganlah membikin kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara TV, radio, dll, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka.
Rasulullah  bersabda, “Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman!
Nabi  ditanya, “Siapa, wahai Rasulullah?
Nabi  menjawab, “yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman karena perbuatannya.” (Muttafaq ’alaih).
5. Janganlah pelit memberikan nasihat, ajaklah mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasihat baik dengan niat iklash.
6. Berikan makanan kepada tetangga, dahulukan yang paling terdekat.
Rasulullah n bersabda, “Wahai Abu Dzarr, apabila kamu memasak sayur (daging kuah), maka perbanyak-lah airnya dan berilah tetanggamu.” (HR. Muslim).
7. Bersukacitalah di dalam kebahagiaan mereka, berduka- citalah di dalam duka mereka; jenguklah mereka bila sakit, tanyakan apabila ia tidak ada, bersikap baiklah bila menjumpainya; undanglah untuk datang ke rumah. Hal-hal ini membuat hati mereka lunak, hormat, dan mulia.
156
Adab Islami
8. Jangan mencari-cari kekeliruan mereka dan janganlah bergembira bila mereka keliru.
9. Sabarlah terhadap perilaku kurang baik mereka. Rasulullah n bersabda, “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah... –disebutkan di antaranya- Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau keberangkatannya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani)
10. Ikhsahlah dalam membina kerjasama membangun, melestarikan dan mengembangkan kepentingan dan fasilitas umum. Jangan sampai berbuat yang menimbulkan kerusakannya. Seperti memperhatkan kebersihan selokan disekitar rumah. Senantiasa tolong menolong.
Allah  berfirman,
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa.” (Al-Maidah: 2)
11. Mengajaklah kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran, semampunya dengan memulai dari diri dan keluarga sendiri.( Luqman 31:17)
Allah  berfirman,
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari per-buatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu ter-masuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman:17) 157
Adab Islami
12. Mulailah dengan membina majlis ta’lim sampai mendirikan madrasah, ma’had maupun perguruan tinggi (Al-Baqoroh:129-130, Ali Imron:95,164, An Nisa’ 4:125 Al-An’am 6:74-83, 159-165, Yunus10: 103-109, Al-Jumu’ah 62:4, Al-Alaq 96:1-5 )
AB. ADAB BERHIAS
1. Berhiaslah serapi mungkin dan wajar bagi suami untuk istrinya dan istri untuk suaminya, bukan untuk yang lain. Jangan berlebihan, ingat bahwa perhiasan yang paling indah adalah wajah ceriah dengan senyum ramah dari hati yang tulus.
2. Haram hukumnya memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul).
Rasulullah n bersabda, “Allah melaknat wanita pemasang tato dan yang minta ditato, wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya supaya kelihatan cantik, mengubah ciptaan Allah.”
“Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya.” (Muttafaq ’alaih).
3. Laki-laki, aturlah rambut, potonglah atau sisirlah, jangan menggelung maupun mengikatnya waktu sedang sholat.
4. Panjangkan dan rapikan jenggot, potong dan rapikan kumis.
5. Silakan menyemir rambut, namun jangan mengguna-kan warna hitam.
158
Adab Islami
6. Gunakan celak mata dengan bilangan ganjil untuk kesehatan saja.
7. Bagi wanita gunakan bedak dan alat kosmetik lainnya yang wajar, sederhana yang sesuai dengan keadaan kulit. Jangan menggunakan yang mewah, tidak sesuai dengan keadaan kulit, apa lagi yang berbahaya karena mengandung bahan yang merusak meskipun bentuknya sangat menarik.
8. Bercerminlah dengan membaca do’a:
يقُلخ نِسحَاَف يقْلخ تنسح امَك مهَّللَا
“Ya Allah sebagaimana telah Engkau perindah bentukku maka perindahlah akhlakku”.
9. Jangan memanjangkan kuku, bagi laki-laki maupun wanita, sebab memotong kuku tiap hari jum’at adalah sunnah para Nabi dan Rosul k.
10. Begitu pula gigi dan mata jagalah selalu kebersihannya, jangan sampai tetap melekat sisa makanan atau sesuatu lainnya.
11. Ingatlah bahwa Rasulullah n suka bersiwak di setiap berwudhu, akan sholat, masuk rumah, bangun dari tidur, dan setiap terasa bau mulut berubah.

P ENUTUP
159
Adab Islami
Alhamdulillah penjelasan tentang membina rumah tangga sakinah telah teruraikan, bersama dengan hak dan kewajiban masing-masing anggotanya. Juga pendidikan anak yang semuanya membutuhkan kesung-guhan, kehati-hatian dan kesabaran, segenap daya upaya jasmani dan rohani harus kita curahkan bersama do’a, dzikir, fikir dan musyawarah yang senantiasa menjalin erat dan mengokoh-kan cinta, kerukunan, ketentraman dan kebahagiaan keluar-ga, insya-Allah.
Sedangkan anak-anak anda adalah pemimpin pada zamannya bukan diciptakan untuk zaman anda, maka didiklah mereka untuk zamannya bukan dengan zaman anda yang segera akan berlalu. Didiklah mereka dengan “Kitab Keabadian” dan “Keteladanan Agung Pemimpin di sepanjang Akhir Zaman” yaitu kitab yang maha suci dan suri tauladan agung yang akan kokoh berlangsung teguh sampai akhir zaman Al-Qur’anul Majid dan Sunnah Nabi Muhammad .
Sebagai kesimpulan; “Marilah kita bertawakkal kepada Alloh  dengan memohon taufiq dan hidayah-Nya untuk bisa bersungguh-sungguh dalam membina putra-putri dan segenap anggota keluarga dengan akhlaq dan adab-adab Islami.
ريصنلا معنو ىلوملا معن ،ليآولا معنو للها انبسح
160
Adab Islami
D AFTAR PUSTAKA
- Al-Qur’anul Karim
- Hisnul Muslim, Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani.
- Kaifa Nurobby Auladana?
- 130 Masail fitarbiyatil aulad.
- Tarbiyatul Athfal ala Manhajin Nabawi.

161

Tiada ulasan:

Catat Ulasan